Menu

KPR
FAQ
 
 
 

Scandinavian Adalah: Lebih dari Desain, Sebuah Filosofi Hidup

 
Desain

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia desain interior Indonesia diramaikan oleh sebuah istilah yang seolah menjadi mantra bagi hunian modern: Scandinavian. Kita melihatnya di mana-mana—kafe-kafe kekinian, apartemen di pusat kota, hingga perumahan klaster baru. Namun, pernahkah Anda bertanya, scandinavian adalah apa sebenarnya? Apakah ia sekadar perpaduan dinding putih, furnitur kayu terang, dan tanaman hias di sudut ruangan? Jawabannya jauh lebih dalam dari itu.

Gaya Scandinavian bukanlah tren sesaat yang lahir dari ruang hampa. Ia adalah manifestasi visual dari sebuah filosofi hidup yang berakar kuat di negara-negara Nordik—Denmark, Norwegia, Swedia, serta seringkali mencakup Finlandia dan Islandia. Ini adalah gaya yang lahir dari kebutuhan, dibentuk oleh kondisi alam, dan disempurnakan oleh penghargaan mendalam terhadap kesederhanaan, fungsionalitas, dan kebahagiaan. Artikel ini akan membawa Anda menyelami esensi sejati dari Scandinavian, dari akarnya sebagai gaya hidup hingga karakteristiknya yang menawan dalam desain interior.

Akar Filosofis: Di Balik Estetika Scandinavian

Untuk benar-benar memahami scandinavian adalah apa, kita harus melihat melampaui visualnya dan menyentuh jiwa yang menghidupinya. Ada beberapa konsep gaya hidup Nordik yang menjadi fondasi utama dari desain ini.

1. Hygge (Denmark): Seni Menciptakan Kenyamanan

Diucapkan "hoo-ga", Hygge adalah konsep Denmark yang sulit diterjemahkan secara harfiah, namun bisa diartikan sebagai "seni menciptakan suasana yang nyaman, akrab, dan tenteram". Ini adalah perasaan puas dan hangat saat menikmati momen-momen sederhana. Dalam desain, Hygge terwujud dalam penggunaan selimut rajut yang tebal, cahaya lilin yang temaram, secangkir teh hangat, bantal-bantal empuk, dan segala hal yang membuat rumah terasa seperti sebuah pelukan hangat.

2. Lagom (Swedia): Keseimbangan dalam Segala Hal

Lagom adalah filosofi Swedia yang berarti "tidak terlalu sedikit, tidak terlalu banyak, pas". Ini adalah prinsip keseimbangan dan kecukupan. Dalam konteks desain interior, Lagom berarti menghindari kemewahan yang berlebihan dan kekosongan yang dingin. Setiap barang di dalam ruangan memiliki fungsi dan tempatnya. Ruangan terasa pas, tidak penuh sesak oleh barang-barang yang tidak perlu, namun juga tidak minimalis hingga terasa steril.

3. Koneksi Mendalam dengan Alam

Negara-negara Nordik memiliki musim dingin yang panjang dan gelap. Kondisi alam ini menumbuhkan kerinduan dan penghargaan yang mendalam terhadap alam dan cahaya matahari. Filosofi ini diterjemahkan ke dalam desain dengan cara memaksimalkan cahaya alami, membawa elemen-elemen alam (kayu, batu, tanaman) ke dalam ruangan, dan menggunakan palet warna yang terinspirasi dari lanskap Nordik.

Karakteristik Utama Desain Interior Scandinavian

Dari filosofi hidup di atas, lahirlah serangkaian karakteristik visual yang mendefinisikan gaya Scandinavian. Inilah elemen-elemen yang bisa Anda kenali dan terapkan di rumah Anda.

Palet Warna Terang, Bersih, dan Netral

Dasar dari hampir semua interior Scandinavian adalah warna putih. Putih digunakan secara luas pada dinding, langit-langit, dan bahkan lantai untuk memantulkan cahaya alami sebanyak mungkin, menciptakan ilusi ruang yang lebih luas dan lapang. Palet ini kemudian didukung oleh warna-warna netral lain seperti abu-abu muda, krem, dan sentuhan warna pastel yang lembut (seperti dusty pink atau ice blue). Aksen warna yang lebih kuat biasanya hadir melalui tekstil atau karya seni.

Dominasi Material Alami, Terutama Kayu Terang

Kayu adalah raja dalam desain Scandinavian. Namun, bukan kayu gelap yang berat, melainkan kayu-kayu berwarna terang seperti pinus (pine), birch, dan ash. Kayu digunakan secara ekstensif pada lantai, kaki-kaki furnitur, hingga panel dinding. Selain kayu, material alami lain seperti wol, linen, katun, kulit, dan keramik juga sangat sering digunakan untuk memberikan tekstur dan kehangatan.

Fungsionalitas di Atas Segalanya

Prinsip scandinavian adalah "form follows function" (bentuk mengikuti fungsi). Setiap perabot dipilih karena kegunaannya. Desainnya cerdas, seringkali multifungsi, dan dirancang untuk membuat hidup lebih mudah. Anda tidak akan menemukan ornamen atau ukiran yang rumit; sebaliknya, Anda akan menemukan garis-garis yang bersih, bentuk yang sederhana, dan konstruksi yang jujur.

Pencahayaan Maksimal, Baik Alami Maupun Buatan

Karena terbatasnya cahaya matahari, desain Scandinavian berusaha keras untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin. Jendela dibiarkan besar dan seringkali tanpa gorden yang tebal, cukup menggunakan tirai tipis (vitrase) atau roller blind. Selain itu, pencahayaan buatan juga sangat diperhatikan. Mereka menggunakan beberapa titik lampu (layered lighting) seperti lampu gantung (pendant lamp) yang ikonik, lampu lantai (floor lamp) di sudut baca, dan lampu meja untuk menciptakan suasana yang hangat dan fungsional di malam hari.

Dekorasi yang Minimalis dan Personal

Mengikuti filosofi Lagom, dekorasi dalam gaya Scandinavian bersifat "less is more". Ruangan dijaga agar tidak berantakan (clutter-free). Hiasan yang dipilih biasanya memiliki makna personal atau nilai estetika yang tinggi, seperti beberapa bingkai foto keluarga, sebuah vas keramik yang cantik, atau satu lukisan abstrak yang menjadi titik fokus. Tanaman hias dalam pot adalah elemen dekoratif yang wajib hadir untuk memberikan sentuhan kehidupan dan warna.

Permainan Tekstur untuk Kehangatan

Untuk mencegah palet warna netral terasa dingin dan membosankan, desainer Scandinavian sangat ahli dalam bermain tekstur. Mereka melapisi ruangan dengan berbagai tekstur yang kontras namun harmonis: karpet wol yang tebal di atas lantai kayu, selimut rajut di atas sofa linen, bantal bulu, dan taplak meja katun. Sentuhan-sentuhan ini mengundang indra peraba dan menciptakan kedalaman visual.

Scandinavian Adalah: Lebih dari Desain, Sebuah Filosofi Hidup 63

Mengapa Gaya Scandinavian Sangat Populer di Indonesia?

Adaptasi gaya scandinavian adalah fenomena menarik di negara tropis seperti Indonesia. Popularitasnya didorong oleh beberapa faktor:

  • Sangat Cocok untuk Hunian Mungil: Prinsipnya yang memaksimalkan cahaya, menggunakan warna terang, dan furnitur yang ramping sangat efektif membuat apartemen atau rumah tipe kecil di perkotaan Indonesia terasa lebih luas, lapang, dan nyaman.

  • Memberikan Ketenangan Visual: Di tengah hiruk pikuk kehidupan kota besar, estetika Scandinavian yang bersih, rapi, dan terinspirasi dari alam menawarkan sebuah oase ketenangan. Ia menciptakan rumah sebagai sanctuary atau tempat beristirahat yang sesungguhnya.

  • Fleksibilitas dan Kemudahan Adaptasi: Palet warnanya yang netral menjadi kanvas kosong yang sempurna. Sangat mudah untuk dipadukan dengan sentuhan lokal atau gaya lain, serta mudah untuk diperbarui hanya dengan mengganti aksesori seperti bantal atau karpet.

Kesimpulan: Scandinavian Adalah Pilihan Gaya Hidup

Pada akhirnya, scandinavian adalah jauh lebih dari sekadar kategori dalam katalog furnitur. Ia adalah sebuah pendekatan holistik terhadap kehidupan yang mengutamakan keseimbangan, kenyamanan, dan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Ia mengajarkan kita untuk menciptakan ruang yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga mendukung kesejahteraan mental dan emosional kita.

Dengan memahami filosofi di baliknya, kita dapat mengadopsi gaya Scandinavian tidak hanya sebagai pilihan estetika, tetapi sebagai sebuah pilihan sadar untuk hidup lebih fungsional, lebih terhubung dengan alam, dan lebih menghargai momen-momen kecil yang membawa kebahagiaan—sebuah rumah yang benar-benar terasa seperti rumah.

Wujudkan Hunian Scandinavian Impian Anda!

Terinspirasi untuk menerapkan filosofi Scandinavian di rumah Anda? Temukan lebih banyak ide, tips desain, dan properti idaman Anda bersama Brighton.

Baca artikel menarik lainnya seputar desain dan properti di Brighton News atau jelajahi ribuan listing properti berdesain menawan di Halaman Properti Dijual Brighton.

 

Topik

ListTagArticleByNews