Menu

KPR
FAQ
 
 
 

Jenis Batuan: Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Metamorf

 
Rumah

Batu merupakan benda alam yang terbentuk dari kumpulan mineral penyusun kerak bumi, proses pembentukan ini terjadi secara alami. Berdasarkan proses pembentukan ini, bebatuan kemudian dibagi menjadi beberapa jenis yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Diantara ketiga jenis batuan di atas, batuan sedimen lah yang memiliki persentase terbesar di permukaan tanah yakni mencapai 75%. 

Setiap jenis batuan ini memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri, serta berbagai kegunaan dalam industri konstruksi dan dekorasi, berikut ini pembahasan lebih lanjutnya!

Baca Juga: Keharmonisan Alam dalam Rumah, Taman Dalam Rumah Minimalis untuk Desain Minimalis Anda

Jenis Batuan yang Ada di Bumi Berdasarkan Proses Pembentukannya 

1. Batuan Beku 

Jenis Batuan yang Ada di Bumi Berdasarkan Proses Pembentukannya: Batuan Beku

Batuan beku terbentuk melalui pendinginan magma di dalam bumi atau di permukaan. Batuan ini sebagian besar terdiri atas silika (SiO2). Batuan beku ini dapat memiliki warna, tingkat kepadatan, tekstur, dan komposisi mineral yang berbeda-beda tergantung pada komposisi magmanya. 

Dua kategori utama batuan beku adalah batuan beku intrusif dan ekstrusif. Contoh yang paling populer adalah Granit yang merupakan jenis batuan beku intrusif yang sering digunakan dalam konstruksi (utamanya material untuk perabotan, lantai, dan dinding). Granit memiliki kekuatan dan daya tahan tinggi, membuatnya ideal untuk lantai, meja, atau elemen dekoratif lainnya.

Contoh lain dari batuan beku adalah batuan plutonik, batuan beku gang, dan juga batuan beku vulkanis. Batu plutonik terbentuk oleh magma yang membeku di dalam perut bumi, bentuknya adalah kristal yang berukuran besar dan memiliki tekstur permukaan yang kasar. Beberapa contoh batuan beku plutonik adalah batu syenit, batu diorit, batu granit, dan juga batu gabro. 

Batuan beku gang adalah batuan yang terbentuk akibat pembekuan atau pengerasan magma yang ada dalam lorong/gang perut bumi. Letak batuan ini lebih dekat dengan permukaan bumi, proses pembekuannya lebih cepat dibandingkan batuan plutonik. Ukuran kristalnya juga ada yang besar dan ada juga yang kecil. Beberapa jenis batuan beku gang adalah batu porfir granit dan batu porfir syenit. 

Selanjutnya ada jenis batuan beku vulkanis yang merupakan batuan beku luar atau ekstrusi, batu ini tercipta karena keluarnya magma ke permukaan bumi. Proses pembekuannya lebih cepat, namun kemungkinan terjadinya proses kristalisasi lebih kecil. Beberapa jenis batuan beku vulkanis adalah batu apung, batu opsidian, batu basalt, batu andesit, dan batu trakhit. 

Baca Juga: Harga Batu Alam Dinding Terbaru!

2. Batuan Sedimen 

Jenis Batuan yang Ada di Bumi Berdasarkan Proses Pembentukannya: Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbentuk dari endapan material organik atau anorganik yang mengalami pemadatan dan pembentukan batuan. Beberapa contoh batuan sedimen meliputi batu pasir, batu kapur, dan batu lempung. Batu pasir, dengan teksturnya yang halus, sering digunakan untuk membuat elemen dekoratif, seperti dinding atau paving, memberikan tampilan yang hangat dan alami.

Batuan sedimen juga merupakan jenis batuan yang terbentuk akibat proses pengendapan materi hasil pelarutan atau erosi. Batuan ini berasal dari bebatuan-bebatuan lain yang sudah pernah ada sebelumnya. Sebagai tambahan informasi nih, sekitar 80% permukaan benua yang tertutup oleh batuan sedimen ini lho. 

Berdasarkan karakteristiknya, batuan sedimen memiliki warna-warna yang cerah seperti putih, kuning, hingga abu-abu terang, tergantung pada komposisi bahan pembentuknya. Berdasarkan cara pembentukannya, jenis batuan sedimen juga terbagi lagi menjadi beberapa kategori, yakni: 

a. Berdasarkan Medium Pengendapannya 

  • Batuan sedimen aeris: berasal dari pengendapan angin. Contoh: tanah pasir di gurun pasir, tanah tuff, dan tanah los. 

  • Batuan sedimen glasial: terbentuk dari proses pengendapan es atau gletser. Contoh: batu moraine.

  • Batuan sedimen aquatic: berasal dari proses pengendapan air. Contoh: Batuan breksi, batu pasir, dan juga batu konglomerat. 

  • Batuan sedimen marine: berasal dari proses pengendapan air laut. Contoh: Batu garam dan batu gamping. 

Baca Juga: 14 Rekomendasi Desain Rak Bunga dari Kayu Cantik untuk Rumahmu

 

b. Berdasarkan Tempat Pengendapannya 

  • Batuan sedimen teristis: tempat pengendapannya berada di daratan. 

  • Batuan sedimen limnis: tempat pengendapannya berada di danau. Contoh: tanah liat danau dan tuff danau.  

  • Batuan sedimen continental: tempat pengandapannya ada di laut. Contoh: tanah gurun pasir, tanah merah, dan tanah loss. 

  • Batuan sedimen fluvial: tempat pengendapannya berada di sungai. 

  • Batuan sedimen glacial: tempat pengendapannya berada di es atau salju. 

c. Berdasarkan Cara Pengendapannya 

  • Batuan sedimen klastik: jenis batuan sedimen yang terbentuk dari proses pelapukan dan erosi bebatuan jenis lainnya. Molekul-molekul endapan tersebut akan bergabung dan mengeras jadi satu. Contoh: Batuan pasir dan batu breksi. 

  • Batuan sedimen kimia: terbentuk melalui proses pelapukan kimia yang molekul zatnya terpisah. Molekul zat yang terpisah ini kemudian melekat pada molekul lainnya hingga akhirnya membentuk bebatuan. Ada juga yang menyatakan bahwa batuan ini terbentuk akibat pelarutan dalam air yang langsung diendapkan. 

  • Batuan sedimen organis: terbentuk oleh proses terkumpulnya jasad renik yang kemudian menjadi bebatuan. 

Baca Juga: 12 Inspirasi Jenis Batu Alam untuk Dinding Teras Rumah

Jenis Batuan: Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Metamorf 63

3. Batuan Metamorf 

Jenis Batuan yang Ada di Bumi Berdasarkan Proses Pembentukannya: Batuan Metamorf

Jenis batuan ketiga adalah batuan metamorf, batuan ini terbentuk melalui transformasi batuan yang sudah ada akibat tekanan atau panas tinggi di dalam bumi. Salah satu contoh populer dari jenis bebatuan ini adalah Marmer. Salah satu jenis batu metamorf ini memiliki kilau yang mewah dan sering digunakan dalam desain interior untuk lantai, dinding, atau elemen dekoratif lainnya. Marmer mampu menghadirkan sentuhan klasik dan elegan pada berbagai ruangan.

Batuan metamorf terbentuk akibat proses metamorfisme yang terjadi pada batuan yang sudah terbentuk sebelumnya. Proses metamorfisme sendiri adalah proses yang bisa menyebabkan perubahan komposisi mineral, tekstur, dan struktur batuan akibat panas, tekanan tinggi, dan larutan kimia aktif. 

Ketika lempeng bumi mengalami pergerakan, gerakan tersebut akan mendorong jenis batuan lainnya (seperti batuan beku dan batuan sedimen) masuk ke dalam bumi. Adanya suhu panas tinggi dari dalam bumi dan tekanan akan membuat batuan-batuan tersebut remuk dan bertransformasi menjadi batuan metamorf. Proses ini bisa saja memakan waktu yang sangat lama, sampai berabad-abad lamanya. 

Jenis batuan metamorf: 

  • Batuan Metamorf Dinamo: terbentuk akibat perubahan 1 mineral ke jenis mineral lainnya akibat adanya tekanan tinggi dari gerak diatropisme. Tipe batu ini bisa kamu temukan pada area lipatan atau patahan. Contoh batuan ini adalah batu slate yang berasal dari mudstone dan juga batu antrasit, sabak, serpih, dan gneis yang berasal dari batu bara. 

  • Batuan Metamorf Kontak: terbentuk karena adanya pengaruh dari intrusi magma yang panas dan jauh sehingga menyebabkan berkurangnya derajat metamorfosa akibat temperatur yang rendah. Contoh: Marmer dari Batu Gamping dan Batu Antrasit dari Batu Bara. 

  • Batuan Metamorf Pneumatolitis: terbentuk karena adanya pengaruh gas dari magma yang menyebabkan perubahan komposisi kimiawi. Contoh: batu kuarsa + gas borium yang berubah menjadi batu turmalin. 

Baca Juga: 13 Jenis Batu Taman Terbaik yang Cantik dan Awet

Nah, itulah beberapa penjelasan mengenai jenis batuan dan beberapa hal terkaitnya. Bagaimana? Apakah informasi diatas bermanfaat untukmu? 

Yuk, temukan beragam artikel informatif lainnya dari Brighton hanya di Brighton News!

 

Topik

ListTagArticleByNews