8 Penyebab Dinding Retak Paling Umum yang Sering Terjadi
Penulis: Editor Brighton
Ada banyak indikator yang menandakan kualitas struktur dinding, salah satunya adalah tidak adanya retakan yang muncul di sepanjang permukaan dinding. Retakan yang timbul pada dinding mengindikasikan adanya masalah yang serius pada struktur dinding tersebut, apalagi jika retakan yang ditimbulkan cukup besar.
Hal ini tentunya akan cukup berbahaya apabila dibiarkan begitu saja. Selain itu, retakan pada dinding akan mengurangi nilai estetika dari dinding itu sendiri lho. Oh iya, retakan ini bisa ditimbulkan karena berbagai faktor. Baik bangunan baru atau bangunan lama bisa saja mengalami keretakan pada dinding.
Baca Juga: Empat Cara Membuat Rumah Anda Terlihat Sangat Menarik Bagi Calon Pembeli
Lalu, apa saja sih penyebab dinding retak? Simak ulasan dari Brighton dibawah ini:
1. Material yang Digunakan Berkualitas Rendah
Pemakaian material dinding yang kurang berkualitas merupakan salah satu penyebab dinding retak seiring berjalannya waktu. Material yang berkualitas buruk memiliki daya tahan yang rendah terhadap tekanan dan perubahan suhu, sehingga rentan mengalami retakan. Retakan halus akan mulai terlihat setelah bangunan tersebut selesai, bahkan hanya dalam jangka waktu yang singkat.
Dalam waktu yang lebih lama, retakan halus tersebut akan jadi semakin besar dan akhirnya meninggalkan celah atau rongga besar pada permukaan dinding. Untuk menghindari hal ini, kamu harus menggunakan material bangunan berkualitas tinggi dan sesuai dengan standar pembangunan secara umum.
Mulai dari batu bata, semen, pasir, besi, dan material bangunan lainnya harus dipastikan kualitasnya untuk memastikan retakan pada tembok tidak muncul.
Baca Juga: 5 Tips Dalam Renovasi Rumah
2. Dinding Struktural Menahan Beban yang Over atau Terlalu Besar
Saat dinding harus menahan beban yang melebihi kapasitasnya, seperti atap yang terlalu berat atau tumpukan bahan bangunan yang berlebihan, dinding bisa mengalami retakan karena tak kuat menahan beban yang disangganya. Jadi, pastikan kamu memperhitungkan beban yang sanggup disangga oleh struktur dindingmu ya.
Buat pondasi yang kuat dan kokoh jika kamu ingin membuat bangunan bertingkat. Pastikan juga dinding cukup tebal supaya bisa menopang beban berat dari bangunan diatasnya. Sama halnya saat kamu akan merenovasi rumah, saat bebannya jadi semakin besar kamu perlu membuat tembok yang lebih kokoh.
3. Cuaca Ekstrem
Perubahan cuaca yang drastis, seperti hujan lebat diikuti oleh sinar matahari yang terik, dapat menyebabkan perubahan suhu dan menyebabkan material dinding jadi memuai atau menyusut. Hal ini dapat memicu timbulnya retakan pada dinding dalam jangka waktu yang lama. Jadi, buat kamu nih yang tinggal di wilayah yang punya kondisi cuaca yang ekstrim kamu harus lebih berhati-hati ya.
4. Kegagalan Struktur Bangunan
Kegagalan struktur bangunan akibat salah perencanaan atau pelaksanaan proyek konstruksi bisa menyebabkan dinding menjadi tidak stabil dan akhirnya mengalami retakan. Hal ini sangat berbahaya mengingat dinding tidak hanya berpotensi retak, tapi juga roboh.
Konstruksi bangunan, apalagi yang bertingkat tinggi bukanlah hal yang mudah. Diperlukan orang-orang yang kompeten dan ahli dalam bidang ini supaya struktur bangunan tepat guna dan untuk menghindari kegagalan konstruksi yang membahayakan.
Baca Juga: Risiko-Risiko Investasi Properti yang Harus Kamu Waspadai
5. Adanya Penurunan atau Pergeseran Permukaan Tanah dan Faktor Lokasi
Penyebab dinding retak kelima adalah adanya penurunan atau pergeseran permukaan tanah. Faktor ini termasuk fenomena alam ya jadi termasuk faktor diluar permasalahan pada konstruksi dinding itu sendiri. Pergerakan tanah yang tidak merata di sekitar bangunan bisa menyebabkan fondasi menjadi tidak stabil dan dinding retak akibat perubahan bentuk atau struktur bangunan.
Tapi kamu tak perlu khawatir, selama pergeserannya tidak terjadi secara masif maka kerusakan yang ditimbulkan juga tak akan terlalu besar. Biasanya hal ini terjadi pada area yang tanahnya berpotensi mengalami pergeseran seperti di area pegunungan atau area yang rawan gempa tektonik. Jadi, pastikan kamu memilih daerah yang aman ya sebelum memutuskan untuk membuat sebuah bangunan diatasnya.
Sebisa mungkin, pilihlah area tanah yang kering untuk menghindari potensi timbulnya retakan pada dinding. Sebaliknya, area-area yang lembab seperti di sekitar wilayah rawa dan bekas areal persawahan yang memiliki tekstur tanah lembab berpotensi membuat dinding rumahmu rentan retak.
6. Komposisi Acian dan Plesteran yang Kurang Pas
Komposisi acian atau plesteran yang tidak sesuai dengan standar anjuran bisa menimbulkan retakan pada dinding. Selain itu proses pengacian yang dilakukan terburu-buru sebelum plesteran benar-benar kering juga bisa mengakibatkan keretakan pada dinding rumahmu lho.
Retakan yang timbul biasanya berbentuk garis-garis halus. Kalau pemicu retakannya ada di proses aciannya maka hal tersebut tidak terlalu berbahaya. Hanya saja, tampilan dinding rumahmu akan jadi kurang menarik dipandang.
Baca Juga: Ini Cara Menghitung Biaya Renovasi Rumah yang Benar
7. Adanya Tanaman Rambat atau Akar Tumbuhan yang Mengganggu Tembok
Kamu sudah menggunakan material bangunan berkualitas, lokasinya oke, dan teknik pengerjaannya tepat? Tapi, masih saja timbul retakan pada area tembok? Kalau iya, coba deh periksa apakah masih ada sisa akar tanaman di tanah yang menembus dinding. Keberadaan akar pohon di bawah struktur dinding bisa jadi salah satu penyebab timbulnya retakan pada bangunan.
Akar pohon yang besar biasanya akan tumbuh menjalar. Saat akarnya sudah semakin besar, lama-kelamaan akar tersebut akan mendorong tembok dan lantai rumahmu sehingga timbul retakan.
8. Usia Bangunan
Penyebab dinding retak yang paling umum adalah dari segi usia bangunan itu sendiri. Bangunan tua akan mengalami perubahan struktur akibat faktor penuaan dan perlu renovasi untuk menghindari retakan yang lebih serius. Apalagi untuk jenis-jenis bangunan lama yang dibangun tanpa kolom besi, dan hanya menggunakan campuran batu kali dan gamping/kapur, seperti rumah-rumah jaman dulu.
Jika retakan tersebut muncul karena usia bangunan yang sudah tua, biasanya lebar retakannya cukup besar. Hal ini bisa menimbulkan masalah serius jika tak segera diatasi karena akan membuat bangunan lebih rentan roboh. Apalagi daya topangnya untuk struktur atap di atasnya sudah semakin menurun.
Baca Juga: Bagaimana Cara Memeriksa Kondisi Rumah Yang Hendak Dibeli?
Nah, itulah 8 faktor penyebab dinding retak yang paling umum. Mulai dari material berkualitas rendah, beban yang disangga terlalu berat, cuaca ekstrem, gagalnya struktur pembangunan, lokasi dan pergeseran tanah, acian yang kurang pas, adanya akar pohon, dan faktor usia bangunan yang sudah tua.
Kamu perlu waspada jika retakan tersebut menimbulkan celah >1 cm, apalagi jika sumber retakannya dari permukaan tanah dan semakin melebar keatas. Hal ini menandakan kerusakan struktural yang vital dan harus segera direnovasi.
Namun jika retakan tersebut muncul di bangunan baru dan hanya berupa retakan halus saja dan tidak semakin membesar. Kamu bisa mengatasinya dengan menambahkan pasta spackling dan mengecatnya ulang.
Sekian pembahasan mengenai penyebab dinding retak satu ini, semoga ulasan diatas bermanfaat. Jangan lupa kunjungi artikel menarik lainnya dari Brighton hanya di Brighton News!
Topik
Lihat Kategori Artikel Lainnya