Menu

KPR
FAQ
 
 
 

Ciri Rumah Suku Batak: Mulai dari Rumah Adat Bolon sampai Rumah Adat Pak-Pak

 
Rumah

 

Bagaimana ciri rumah suku Batak? Simak pembahasannya pada ulasan dibawah ini! 

Baca Juga: Rumah Adat Sumatera Utara, Keindahan Arsitektur Tradisional

Ciri Rumah Suku Batak Toba: Rumah BolonCiri Rumah Suku Batak Toba: Rumah Bolon 

Salah satu nama rumah adat Suku Batak Toba adalah rumah Bolon. Rumah ini punya bentuk seperti rumah panggung dan dibuat dari kayu, salah satu ciri unik rumah ini adalah memiliki bentuk atap yang melengkung dan runcing di tiap ujungnya. Rumah ini memiliki 2 bangunan utama, satu dipakai sebagai tempat tinggal dan satunya lagi dipakai sebagai lumbung padi. Rumah batak ini memiliki bentuk segi empat dan menyerupai rumah panggung dengan jarak lantai ke tanah sekitar 1,75 meter. 

Pondasi yang digunakan adalah tipe cincin, atapnya terbuat dari daun rumbia atau atap ijuk dengan bentuk pelana. Ciri rumah Suku Batak Toba yakni Rumah Bolon lainnya adalah memiliki banyak ukiran dengan makna filosofis. Bagian dalam rumah Bolon terbagi menjadi 3, bagian bawah untuk tempat hewan, bagian tengah untuk beraktivitas, dan bagian atas (ginjang). 

Rumah Bolon pun masih terbagi menjadi beberapa jenis lainnya, yakni: Rumah Bolon Toba, Rumah Bolon Karo, Rumah Bolon Mandailing, dan Rumah Bolon Angkola. Setiap jenis rumah Bolon diatas memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Ada fakta unik lainnya nih seputar rumah Bolon, rumah ini bisa jadi tempat tinggal para raja. Bahkan ada 14 raja yang tercatat pernah menempati rumah ini, yakni: Raja Pangultop Ultop sampai Raja Mogang yang merupakan raja terakhir. 

Ciri rumah Suku Batak yakni Rumah Bolon sebagian besar memang digunakan sebagai tempat tinggal. Meskipun begitu di beberapa daerah seperti Tapanuli, rumah ini difungsikan juga sebagai simbol status sosial dari para pemiliknya. Bukan hanya dari segi arsitekturnya saja, setiap bagian dari rumah Bolon juga punya nilai filosofisnya tersendiri lho. 

Misalnya, tiang-tiang penyangganya yang kokoh yang difungsikan sebagai pondasi rumah juga menunjukkan sifat kuat dan budaya gotong royong. Bagian atap rumah Bolon juga merupakan perwujudan doa pemilik rumah agar selalu diberikan kesuksesan. Untuk ciri rumah Suku Batak yang memiliki ukiran juga mewakili doa baik bagi pemilik rumah.

Tiap lantai pada rumah ini juga memiliki arti tersendiri, bagian bawahnya sebagai pengingat manusia akan kematian, bagian tengahnya menggambarkan kehidupan sehari-hari, dan bagian atas berhubungan dengan para dewa. Rumah Bolon adalah simbol dari identitas masyarakat Batak yang tinggal di Sumatera Utara. 

Di zaman seperti sekarang ini, keberadaan rumah Bolon jadi semakin langka karena saat ini rumah-rumah banyak yang mengikuti bangunan modern. Rumah Bolon pun banyak yang dijadikan sebagai tempat wisata. 

Bca Juga: Keunikan dan Keberagaman Rumah Adat Batak, Warisan Budaya Sumatera Utara

Ciri Rumah Suku Batak: Rumah KaroCiri Rumah Suku Batak: Rumah Karo 

Selain itu, ada juga Rumah Adat Karo yang kerap jadi destinasi wisata favorit para wisatawan mancanegara dan domestik. Dibandingkan jenis rumah adat lainnya yang ada di Sumatera Utara, rumah Karo-lah yang memiliki ukuran paling besar sekaligus paling tinggi. Sama seperti rumah Bolon, rumah ini juga dibangun tanpa menggunakan paku sama sekali. 

Rumah Koro memiliki 16 tiang penyangga bangunan, ujung bawah tiang ini bersandar pada batu besar sehingga membuatnya lebih kokoh. Bagian atap Rumah Koro terbuat dari ijuk hitam yang diikat pada kerangka anyaman bambu. Lantai Rumah Koro juga terbuat dari kayu dengan harga terjangkau dan tersusun saling menempel satu sama lain. Rumah adat Koro juga disebut sebagai Rumah Adat Siwaluh Jabu yang berarti rumah ini dihuni oleh 8 anggota keluarga dengan perannya masing-masing dalam rumah tangga. 

Ciri Rumah Suku Batak: Rumah Adat NiasCiri Rumah Suku Batak: Rumah Adat Nias 

Di Sumatera Utara, ada juga rumah Adat Nias. Cirinya rumah ini memiliki ukuran yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan Rumah Adat Karo. Ia juga terbagi menjadi beberapa jenis lainnya yakni Omo Sebua dan Omo Hada. Omo Sebua merupakan rumah adat yang khusus ditujukan untuk para petinggi serta bangsawan. Desainnya adalah rumah panggung dengan tinggi kolong bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Atap Rumah Adat Nias Omo Sebua juga terbuat dari genteng tanah liat. 

Berbeda dari Omo Sebua, Omo Hada memiliki ukuran yang kecil dan memiliki tinggi kolong antara 1-2 meter saja, penyangganya menggunakan Kayu Nibung, serta atapnya juga menggunakan Kayu Nibung serta Rumbia. Omo Hada digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat biasa Suku Hias. Kedua ciri rumah Suku Batak ini sama-sama memiliki pondasi yang kokoh dan tahan terhadap gempa. Pondasinya diletakkan pada balok diagonal sehingga lebih stabil dan fleksibel. 

Baca Juga: Rumah Adat Sumatera Timur, Karya Arsitektur yang Memikat Hati

Ciri Rumah Suku Batak: Mulai dari Rumah Adat Bolon sampai Rumah Adat Pak-Pak 63

Ciri Rumah Suku Batak Mandailing: Rumah Adat Bagas BondangCiri Rumah Suku Batak Mandailing: Rumah Adat Bagas Bondang 

Selanjutnya, ada rumah adat dari Suku Batak Mandailing yang memiliki nama Rumah Adat Bagas Bondang. Dulunya, rumah adat ini merupakan tempat tinggal para raja namun saat ini sudah jadi bagian dari warisan budaya. Masyarakat Suku Batak Mandailing juga kerap menggunakan rumah ini sebagai tempat musyawarah dan pertemuan. 

Ciri rumah Suku Batak Mandailing adalah memiliki bentuk persegi panjang dan bangunannya memanjang ke belakang. Atapnya berbentuk segitiga gunting, atap ini kerap dijuluki dengan bentuk Tarup Silengkung Dolok atau atap Pedati. Bagian atapnya terbuat dari ilalang dan dedaunan kering, bagian atap depannya ada ornamen berwarna hitam dan merah-putih yang jadi ciri khasnya. Bahan bangunannya juga terbuat dari kayu besar dengan jumlah ganjil sebagai penyangga utama. 

Ciri Rumah Suku Batak: Rumah Adat Pak-PakCiri Rumah Suku Batak: Rumah Adat Pak-Pak

Selanjutnya ada juga Rumah Pak-Pak, rumah adat di Sumatera ini menggunakan warna merah dan jingga pada sebagian besar area atap dan dindingnya. Dibandingkan rumah adat lainnya, rumah ini punya tampilan yang lebih cerah. Meskipun begitu, ada beberapa desain rumah Pak-Pak yang menggunakan warna coklat dan hitam dominan pada bagian atap dan warna putih di bagian dinding. 

Fungsi rumah Adat Pak-Pak adalah sebagai tempat untuk musyawarah masyarakat desa. Uniknya, bagian atap rumah adat ini mirip tanduk kerbau, desain ini melambangkan semangat kepahlawanan pemiliknya.

Baca Juga: Warisan Budaya yang Memikat lewat Rumah Adat 34 Provinsi di Indonesia

Nah, itulah beberapa ciri rumah Suku Batak yang bisa kamu jadikan referensi mulai dari Rumah Batak Bolon hingga Rumah Adat Pak-Pak. Simak beragam artikel menarik lainnya dari Brighton hanya di Brighton News ya! Jika ingin mendaftar menjadi agen properti dan mencari agen yang berkualitas, klik Registrasi Agen dan dapatkan manfaatnya!

 

Topik

ListTagArticleByNews