9 Jenis Dinding Berdasarkan Material dan Karakteristiknya
Penulis: Editor Brighton
Berdasarkan bahan dan material yang digunakan, dinding bangunan dapat dibedakan menjadi berbagai jenis. Setiap jenis dinding memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing sehingga kamu harus lebih selektif dalam memilihnya. Sesuaikan dengan jenis bangunan misalnya apakah bangunan minimalis atau bertingkat? Sesuaikan juga dengan kondisi lingkungan, daya tahan, kekokohan, biaya pembuatan, dan sejenisnya.
Nah, dalam ulasan kali ini Brighton akan membahas tentang jenis dinding bangunan. Yuk, langsung saja simak pembahasannya dibawah ini!
Baca Juga: Dinding GRC: Pengertian, Kelebihan, Kekurangan - Brighton
Dinding Bata Ringan atau Hebel
Bata ringan saat ini banyak digunakan untuk proyek pembangunan rumah sebagai material bangunan utama untuk dinding rumah. Bata ringan ini terbuat dari campuran air, tras, dan batu kapur sehingga warnanya putih. Bentuknya seperti balok dengan variasi ukuran antara, lebih besar dibandingkan material lainnya seperti batako ataupun batu bata merah.
Ukurannya yang besar inilah yang membuat proses pemasangannya jadi jauh lebih cepat dan efisien, sebab itulah bata ringan banyak digunakan dalam proses konstruksi rumah yang butuh waktu pengerjaan cepat.
Meskipun ukurannya besar, namun hebel memiliki berat yang cukup ringan, sebab itulah ia dinamai demikian. Harganya pun cukup terjangkau dan biasanya dijual dalam satuan m3, per 1 kubik harga hebel ini sekitar Rp 600.000- Rp 750.000.
Sayangnya, dinding yang terbuat dari bata ringan tidak terlalu kokoh dan lebih berpotensi retak setelah beberapa tahun, jadi kurang cocok untuk daerah yang sering gempa. Material satu ini juga menyerap air, daya serap airnya lebih besar dibandingkan material lain. Pemasangannya juga membutuhkan perekat khusus yakni mil atau semen MU, bukan adukan semen biasa.
Dinding Batako
Jenis dinding kedua adalah dinding yang terbuat dari batako, batako terbuat dari campuran semen, pasir, dan air. Ukurannya sekitar 36-40 cm, tinggi 18-20 cm dan tebal 8-10 cm. Lebih besar dibandingkan batu bata merah namun lebih kecil dibandingkan hebel atau batu bata ringan.
Selain itu, batako ini memiliki bentuk yang simetris dan presisi dengan garis-garis pasangan di sisi tepinya. Batako juga melewati proses press sehingga lebih padat dan berat. Perekatnya adalah adukan semen biasa, dinding batako juga lebih kedap terhadap air.
Sayangnya dinding batako ini cukup mudah retak sehingga kurang cocok dijadikan sebagai dinding struktural. Dinding batako juga menyerap panas sehingga ruangan rumahmu akan terasa lebih panas dan gerah, tapi kamu bisa mengakalinya dengan membuat ventilasi udara yang baik sekaligus pendingin udara.
Dinding Batu Bata Merah
Rumah-rumah tradisional atau rumah dulu banyak yang menggunakan batu bata merah. Batu bata merah terbuat dari tanah liat yang kemudian dibakar atau dioven. Jenis dinding satu ini akan memberikan nuansa tradisional klasik dan industrial pada hunianmu, jadi sangat cocok untuk hunian yang mengusung desain arsitektur tersebut. Agar batu batanya yang cantik terlihat, kamu tak perlu menambahkan plester semen pada bagian tertentu.
Dinding yang terbuat dari batu bata merah juga kuat, kokoh, dan tahan lama. Ruangan pun jadi terasa lebih sejuk dan adem karena batu bata merah mampu menyerap panas dengan sangat baik. Sayangnya kemampuan menyerap panas dan dingin yang dimilikinya juga akan membuat suhu ruangan relatif kurang stabil, alias tergantung pada cuaca. Harga batu bata merah cukup terjangkau mulai dari 2000 an rupiah saja per pcsnya.
Mengingat ukurannya yang lebih kecil dibandingkan hebel atau batako, batu bata merah ini lebih mudah dipasang dan proses pengangkutannya lebih mudah, pemasangannya juga hanya membutuhkan adukan semen biasa. Tapi, sayangnya proses pemasangannya lebih lama dibandingkan hebel dan batako.
Jenis dinding batu bata merah juga tahan api sehingga lebih aman dari potensi kebakaran. Tapi perlu diingat bahwa dinding batu merah memiliki bobot yang berat sehingga mungkin saja bisa membebani struktur pondasi bangunan.
Baca Juga: Harga Bata Merah per Biji serta Kekurangan Kelebihan Bata Merah - Brighton
Dinding GRC (Glassfiber Reinforced Concrete)
Keempat ada dinding GRC yang merupakan jenis dinding non-permanen yang bisa dibongkar saat diperlukan. Lebih cocok digunakan sebagai sekat dinding dan untuk membangun rumah kecil semi-permanen.
Dinding ini punya bobot yang ringan namun tidak kokoh sehingga kurang cocok untuk dijadikan dinding struktural atau dinding utama pada bangunan. Dinding ini juga tak bisa menahan beban berat dan rentan terhadap benturan. Proses pemasangannya cukup cepat karena terdiri dari lembaran-lembaran siap pasang.
Dinding Beton
Jenis dinding selanjutnya adalah dinding beton, dibandingkan semua jenis dinding lainnya, dinding beton lah yang paling kuat dan kokoh. Ia kerap digunakan untuk konstruksi proyek skala besar, misalnya bangunan bertingkat tinggi. Dinding beton terbuat dari campuran semen, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air, dan bahan sejenisnya dengan komposisi tertentu.
Dinding cor beton ini tebal dan kuat, lebih aman dan mampu menahan beban berat. Kegunaannya juga beragam, bukan hanya untuk konstruksi bangunan saja, melainkan juga untuk proyek konstruksi lain, misalnya jalan beton, bendungan, menara, dan sejenisnya. Namun, biaya pembuatan dinding cor beton ini sangat mahal.
Dinding PVC (Unplasticized Polyvinyl Chloride)
Kamu juga bisa lho menggunakan dinding PVC, tapi karena tidak kuat layaknya dinding permanen lainnya, jenis dinding ini lebih cocok digunakan sebagai dekorasi saja atau sebagai sekat semi-permanen. Mirip dengan penggunaan dinding GRC, bedanya dinding PVC ini berbahan plastik.
Baca Juga: Harga Batako per Biji, Tips Memilih, Kelebihan dan Kekurangan
Dinding Kayu
Selain banyak digunakan sebagai material untuk furniture, beberapa jenis kayu juga bisa kamu manfaatkan sebagai material untuk dinding. Terlebih dinding-dinding dekoratif, rumah-rumah bergaya tradisional yang klasik biasanya akan menggunakan dinding dari kayu.
Agar lebih estetik dan mewah, kamu bisa menggunakan ukuran kayu misalnya yang berasal dari Jepara yang terkenal dengan keindahannya. Namun, harga kayu ukir ini sangat mahal bahkan lebih mahal dibandingkan dinding beton biasa, apalagi yang full ukir.
Rumah-rumah zaman dulu juga banyak yang menggunakan kayu lho, sehingga kayu ini identik sebagai dinding rumah tradisional.
Dinding Kaca
Umumnya, kaca digunakan sebagai material untuk jendela, namun kamu juga bisa menggunakannya sebagai material untuk dinding. Seperti dinding partisi atau penyekat, cocok juga diaplikasikan pada sebagian dinding eksterior untuk rumah-rumah bergaya modern dan kontemporer. Tapi, pastikan kamu sudah memilih jenis kaca yang tepat ya semisal kaca grafir, kaca tempered, dan sejenisnya yang tebal dan tidak mudah pecah.
Baca Juga: 13 Inspirasi Keramik Dinding Dapur Terbaik Untukmu!
Dinding Anyaman Bambu
Sama seperti kayu, rumah-rumah zaman dulu juga banyak yang terbuat dari dinding anyaman bambu. Dinding ini digunakan sebagai dinding utama dengan penyangga-penyangga kayu, dalam Bahasa Jawa dinding ini disebut sebagai “Gedeg”. Namun, saat ini sudah jarang sekali ada rumah yang menggunakan dinding dari anyaman bambu. Kecuali untuk sekat dekorasi saja atau pada bangunan semi permanen sederhana.
Baca Juga: 12 Rekomendasi Dekorasi Dinding Hiasan Dinding
Mulai dari dinding hebel sampai dinding anyaman bambu, itulah beberapa jenis dinding yang harus kamu ketahui. Meskipun jenisnya ada banyak, namun saat ini dinding yang paling banyak digunakan adalah dinding hebel, batako, bata merah, GRC, dan beton. Jadi, untuk dinding anyaman bambu, kayu, dan sejenisnya sudah cukup jarang digunakan, kecuali sebagai dekorasi dan partisi.
Pastikan kamu mengunjungi Brighton News ya untuk dapat update terbaru seputar perkembangan dunia properti. Brighton, solusi untuk setiap kebutuhan properti!
Topik
Lihat Kategori Artikel Lainnya