Keunikan Arsitektur Rumah Adat di Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur dikenal dengan karakteristik arsitektur tradisional yang memukau. Salah satu daya tarik utama dari provinsi ini adalah rumah adatnya yang tidak hanya unik dari segi bentuk tetapi juga sarat akan makna filosofis yang mendalam.
Rumah adat di Kalimantan Timur memiliki berbagai model dengan karakteristik yang berbeda-beda. Keunikan ini terlihat dari material yang digunakan, desain, hingga warna bangunan yang beragam.
Ragam Rumah Adat Kalimantan Timur
Berikut ini adalah beberapa model rumah adat yang ada di Kalimantan Timur, yang akan menjadi pusat pemerintahan Indonesia:
1. Rumah Adat Lamin
Rumah Lamin adalah tempat tinggal tradisional suku Dayak di Kalimantan Timur. Rumah ini terkenal karena ukurannya yang sangat besar, mencapai sekitar 300 meter dengan lebar 15 meter. Desain rumah panggungnya memiliki ketinggian sekitar 3 meter dari tanah. Fungsi utama dari ketinggian ini adalah untuk melindungi penghuni rumah dari banjir dan serangan hewan buas.
Rumah Lamin dirancang untuk menampung banyak keluarga. Diperkirakan bisa menampung sekitar 25-30 kepala keluarga atau sekitar 100 orang. Rumah ini memiliki banyak ruangan yang memungkinkan setiap keluarga memiliki ruang pribadi sambil tetap hidup dalam komunitas besar.
Dekorasi rumah Lamin sangat khas dengan motif salur pakis yang berwarna-warni. Setiap warna memiliki makna simbolis: kuning melambangkan kekayaan dan keagungan, merah untuk keabadian, putih untuk kesucian dan kesederhanaan, serta hitam sebagai penolak bala.
Selain itu, rumah Lamin dihiasi dengan ukiran pada tiang penyangga berupa kepala manusia atau hewan. Atap rumah sering kali dihiasi patung berbentuk naga atau burung enggang, yang juga memiliki nilai simbolis penting. Patung blonthang yang ditempatkan di sekitar rumah berfungsi untuk menangkal roh jahat dan menunjukkan status sosial pemilik rumah.
Baca Juga : Brighton Akan Hadir di Batam : Berita Gembira untuk Pencari Properti!
2. Rumah Adat Bulungan
Rumah adat Bulungan, yang terletak di kota Tanjung Kelor, memiliki bentuk yang formal dan simetris, sangat dipengaruhi oleh arsitektur kolonial. Gaya ini mencerminkan sejarah panjang interaksi antara masyarakat lokal dan pengaruh luar, khususnya dari budaya Melayu.
Warna-warna cerah seperti kuning, hijau, dan merah sering digunakan pada rumah ini, mencerminkan pengaruh budaya Melayu yang kuat. Tiang penyanggah yang megah menopang atap rumah yang berbentuk tiga limas, simbol dari sejarah tiga kerajaan di Bulungan. Rumah ini dulu sering digunakan sebagai tempat pertemuan kesultanan, menandakan pentingnya rumah ini dalam struktur sosial dan politik masyarakat Bulungan.
Bagian limas segitiga pada atap dihiasi dengan ukiran motif bunga dan tanaman, menggambarkan keindahan alam dan karakteristik masyarakat setempat. Pengaruh Islam juga sangat kental dalam arsitektur rumah ini, dengan banyaknya ukiran berbahasa Arab yang menambah nuansa religius pada rumah adat Bulungan.
3. Rumah Adat Betang
Rumah Betang, yang dikenal karena ukurannya yang memanjang, memiliki panjang sekitar 100-150 meter, lebar 50 meter, dan tinggi 5 meter. Rumah ini dirancang untuk melindungi penghuninya dari banjir, mengingat lokasinya yang berada di dekat sungai. Sungai bagi masyarakat setempat adalah pusat kehidupan karena menyediakan banyak sumber daya alam yang melimpah.
Rumah Betang biasanya ditinggali oleh 5-6 kepala keluarga, menjadikannya rumah yang cukup besar dan megah. Salah satu ciri khas rumah ini adalah tangga yang hanya bisa dilewati oleh satu orang. Tangga ini bisa diangkat pada malam hari untuk mencegah orang asing masuk ke dalam rumah. Mitos ngayau, atau hantu kepala terbang, juga terkait dengan rumah ini, menambah dimensi mistis pada arsitektur rumah Betang.
Baca Juga : Brighton Akan Hadir di Pekanbaru : Warna-warni Kemewahan Properti
4. Rumah Adat Paser
Rumah adat suku Paser, yang terletak di sekitar sungai, dibangun setinggi 2 meter dari permukaan tanah untuk melindungi dari banjir dan hewan buas. Suku Paser percaya bahwa hidup dekat dengan aliran sungai akan membawa kelimpahan pangan seperti ikan, kerang, umbi-umbian, buah-buahan, dan binatang hutan yang melimpah.
Atap rumah adat Paser berbentuk limas segitiga dengan sudut 45 derajat, terbuat dari daun nipah atau kulit kayu sungkai. Lantai rumah menggunakan pohon niung atau bambu yang dijalin dengan rotan dan kayu bundar, mencerminkan keahlian mereka dalam memanfaatkan bahan alami. Biasanya, rumah ini dihuni oleh tiga kepala keluarga yang terdiri dari orang tua, anak, dan menantu, menciptakan suasana keluarga yang harmonis dan saling bergantung.
5. Rumah Adat Wahea
Rumah adat Wahea adalah rumah panggung yang khas dari suku Dayak Wahea atau Wahau, yang mendiami kawasan sungai Tlan dan Long Msaq Teng. Rumah ini memiliki jembatan yang menghubungkan antar rumah, mencerminkan kuatnya rasa komunitas di antara mereka. Suku Dayak Wahea menggunakan pasak kayu dan rotan untuk merekatkan bangunan, yang menunjukkan keterampilan mereka dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk konstruksi.
Baca Juga : Rumah Harga 100 Juta di Purwakarta, Cek Ketersediaannya di Brighton
Ciri Khas Rumah Adat Kalimantan Timur
Terdapat beberapa ciri khas umum pada rumah adat di Kalimantan Timur:
1. Menggunakan Bahan Khas Kalimantan
Rumah adat di Kalimantan Timur banyak menggunakan kayu ulin, yang terkenal kuat dan tahan lama. Kayu ulin memiliki sifat unik yang semakin kuat jika sering terkena air, menjadikannya ideal untuk bangunan di daerah rawa atau pinggir sungai.
Kayu ini tidak mudah lapuk dan tahan terhadap serangan serangga, sehingga bisa bertahan selama puluhan bahkan ratusan tahun. Penggunaan material lokal ini tidak hanya praktis tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2. Berbentuk Rumah Panggung
Karena berada di daerah sungai, rumah adat Kalimantan Timur umumnya berbentuk rumah panggung. Desain ini bertujuan untuk melindungi penghuninya dari banjir yang sering terjadi di daerah tersebut.
Selain itu, ketinggian rumah juga melindungi dari serangan hewan buas dan roh jahat yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Bentuk rumah panggung ini juga memungkinkan sirkulasi udara yang baik, sehingga rumah tetap sejuk meski dalam cuaca panas.
3. Memiliki Warna dan Ukiran Menarik
Rumah adat Kalimantan Timur dihiasi dengan warna-warna yang bermakna positif, seperti kuning untuk kekayaan, merah untuk keberanian, putih untuk kesucian, dan hitam sebagai penolak bala.
Warna-warna ini tidak hanya memperindah rumah tetapi juga memberikan semangat dan perlindungan bagi penghuninya. Selain itu, patung dan ukiran yang berbentuk kerangka manusia dan hewan sering ditemui di rumah-rumah ini. Ukiran tersebut dibuat dengan sangat detail dan memiliki fungsi spiritual sebagai perlindungan dari gangguan roh jahat.
Demikian berbagai model dan karakteristik dari rumah adat Kalimantan Timur. Jika Anda berencana membangun rumah panggung modern, arsitektur rumah adat ini bisa menjadi inspirasi yang tepat. Rumah-rumah ini tidak hanya indah secara estetika tetapi juga penuh dengan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang kaya.
Mari, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi berbagai artikel menarik lainnya yang disajikan eksklusif oleh Brighton News! Sebagai sumber berita terpercaya dan terkini di Brighton, Brighton News menawarkan beragam konten informatif dan menarik yang mencakup berbagai topik menarik.
Topik
Lihat Kategori Artikel Lainnya